Pengolahan Batu Bara
Seperti
disebutkan dimuka, batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar,
terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya
berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan
tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil.
Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan
pembatubaraan (coalification).
Faktor
tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan
lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan
(sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan
geologi yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara yang
jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda
sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal
seam).
Dalam
proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan
konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Berikut ini ditunjukkan
contoh analisis dari masing – masing unsur yang terdapat dalam setiap tahapan
pembatubaraan.
Dari
tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pembatubaraan, maka
kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang.
Karena tingkat pembatubaraan secara umum dapat diasosiasikan dengan mutu atau
kualitas batubara, maka batubara dengan tingkat pembatubaraan rendah -disebut
pula batubara bermutu rendah – seperti lignite dan sub-bituminus biasanya lebih
lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah, memiliki
tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah,
sehingga kandungan energinya juga rendah. Semakin tinggi mutu batubara, umumnya
akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat.
Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan
meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.
Batu
bara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batu bara tertambang run-of-mine
(ROM), seringkali memiliki kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti
batu dan lumpur dan berbentuk pecahan dengan berbagai ukuran. Namun demikian
pengguna batu bara membutuhkan batu bara dengan mutu yang konsisten. Pengolahan
batu bara – juga disebut pencucian batu bara (“coal benification” atau “coal
washing”) mengarah pada penanganan batu bara tertambang (ROM Coal) untuk
menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna akhir
tertentu.
Pengolahan
tersebut tergantung pada kandungan batu bara dan tujuan penggunaannya. Batu
bara tersebut mungkin hanya memerlukan pemecahan sederhana atau mungkin
memerlukan proses pengolahan yang kompleks untuk mengurangi kandungan campuran.
Untuk menghilangkan kandungan campuran, batu bara terambang mentah dipecahkan
dan kemudian dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan-pecahan
yang lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode ‘pemisahan media padatan’.
Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan dari kandungan campuran lainnya
dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi tertentu,
biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah halus. Setelah batu bara menjadi
ringan, batu bara tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan, sementara
batuan dan kandungan campuran lainnya yang lebih berat akan tenggelam dan
dibuang sebagai limbah. Pecahan yang lebih kecil diolah dengan melakukan
sejumlah cara, biasanya berdasarkan perbedaan kepadatannya seperti dalam mesin
sentrifugal. Mesin sentrifugal adalah mesin yang memutar suatu wadah dengan
sangat cepat, sehingga memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di
dalam wadah tersebut. Metode alternatif menggunakan kandungan permukaan yang
berbeda dari batu bara dan limbah. Dalam ‘pengapungan berbuih’,
partikel-partikel batu.
Namun demikian, penting untuk menjaga keseimbangan antara perhatian terhadap lingkungan dan prioritas pembangunan ekonomi dan sosial. ‘Pembangunan berkelanjutan’ menggabungkan tiga hal dan didefinisikan sebagai: “…pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan dari generasi penerus untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”. Sementara batu bara memberikan kontribusi yang penting bagi perkembangan ekonomi dan sosial di seluruh dunia, dampak terhadap lingkungan hidup merupakan suatu masalah.
02.35 |
Category:
kuliahQ
|
1 komentar