BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
            Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
            Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku ultramafik sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku utramafik ini. Secara sederhana batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik, dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent magma) yang berasal dari asthenosfer. . Kehadiran mineralnya seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan sedikit plagioklas.
1.2.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya   mengkaji masalah - masalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan batuan beku ultramafik?
2.      Bagaimana batuan beku ultramafik terbentuk?
3.      Bagaimana deskripsi batuan beku ultramafik?
4.   Apa saja manfaat dari batuan beku ultrabasa??

1.3.        Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan apa itu batuan beku ultramafik
2.      Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku ultrmafik
3.      Menjelaskan deskripsi batuan beku ultramafik ? 
4.   Menjelaskan manfaat dari batuan beku ultrabasa







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I  Pengertian
Batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik, dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent magma) yang berasal dari asthenosfer. Kehadiran mineralnya seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan sedikit plagioklas. Pada batuan beku ultrabasa hampir tidak ditemukan mineral kuarsa. Batuan beku ultrabasa ini juga hanya bertekstur afanitik karena sifat tempat terbentuknya yang plutonik.
Batuan ultramafik hadir dalam kera bumi dalam bentuk:
A.    Perlapisan tubuh batuan beku
B.     Dalam bentuk aliran lava (komatiite)
C.      Tipe alpine (model yang sama dengan keberadaan formasinya di Alpine amrik)
D.       Dalam bentuk nodul (sebagai xenolit) dalam batuan beku lainnya.
Batuan ultramafik intrusif secara karakteristik merupakan sutu tubuh pluton yang sifatnya komposit (berbagai jenis batuan bukan cuma ultramafik tapi batuan intrusif lain pun bisa hadir karena diferensiasi). Bentuk dari tubuh pluton ini bisa berupa dome, siliner, annular, cone, atau tidak beraturan. Umumnya saling memotong satu sama lain, setiap intrusi terdiri dari jenis batuan tertentu. Beberapa dike dan apofises (salah satu struktur batuan beku berupa tubuh intrusi memanjang menerobos batuan country rock yang diyakini masih berhubungan dengan pluton utama yg lebih besar) yang dapat menerus ke country rock. layer pluton mafik-ultramafik mengandung jenis batuan yang tertentu dalam tiap layernya   (liat ilustrasi dibawah). Kelompok besar dari layer layer ini, secara lokal disebut seri atau komplek yang berkembang kira - kira secara horizontal membentuk lembaran setiap kali formasi ini (layer) terbentuk.
http://thekoist.files.wordpress.com/2012/03/skeagaard-ophiolite-complex.jpg?w=640&h=836
Ilustrasi untuk struktur layer-layer dalam intrusi komplek batuan mafik-ultramafik (gambar a,b,c diatas)
layer ini dapat berukuran beberapa meter hingga mikrolayer di dalamnya dengan ketebalan hingga 1 mm. pola layering ini dapat bersifat ritmik (jika terdiri dari perbedaan mineralogi yang mencolok), sebaliknya jika tidak terdiri dari mineralogi yang mencolok dikenal dengan uniform layering, cryptic layering hadir jika layering yang tidak terlihat tapi dari ciri kimia yang hadir hasil analisis menunjukan adanya aktivitas layering meski secara fisik di lapangan tidak terlihat. (Wager, 1968). Variasi dari komponen An dari plagioklas, dari anortit (An90) di layer basalt ultramafik dari tubuh lopolit dan labradorit (An60) dalam gabbro yang menunjukan bahwa intrusi ini berada di posisi paling atas dan hal ini menunjukan cryptic layering (ketika ternyata di lapangan  layering tidak tampak). adapun tekstur yang hadir dalam pluton ultramafic-mafic ini juga bisa cemacem, terutama pada pluton yang berlayer tadi tekstur yang umum dikenal adalah cumlate texture. pada tekstur ini, kristal yang terbentuk pertama kali dan kristal yang tertransportkan (setelah terkristalisasi keangkut sama carian magma yang belum terkristalisasi) dikenal sebagai cumulus crystal dan akan di kelilingin oleh post cumulus crystal (fase yang terbentuk setelahnya) setelah berinteraksi dengan intercumulus liquid.
Tekstur cumulus ini memiliki kenampakan intergranular, allotriomorphic-granular, hypidiomorphic granular, poikilitic, lineated, atau terfoliasi, bergantung pada proses yang terlibat. tekstur dalam gabbro berada pada kisaran diabasik sammpai ophitic dan kebanyakan memiliki tekstur cumulate.  namun secara khas juga dapat hadir hasil difernsiasi felsic yang membentuk tekstur hypdiomorfphic-granular dan graophyre. asal usul tekstur cumulate dan layer ini tidak sepenuhnya dipahami, akumulasi awal melalui settling gravitasional merupakan ide yang dicetuskan oleh J.V Lewis (1908b, 1908b), pada studi kasus di Palisades sill, juga mekanisme filter pressing yang diajukan Bowen, 1928), kristal yang terbentuk lebih awal dalam fase magma cair akan tenggelam ke bagian bawah dapur magma (dari hasil studikasus di dike of Skype, Raymond 2002), dan disinilah kristal kristal ini terakumulasi. cairan magma sisanya dapat terpisah dari kristal kristal ini melalui displacement (kristal jatuh ke bagian dasar dan sisa magma naik keatas dapur magma) atau melalui proses tectonic squeezing (filter pressing).
http://thekoist.files.wordpress.com/2012/03/cumulate-boy.jpg?w=640
(Ilustrasi tekstur cumulate)
Analisis petrografi dari batuan ultramafic menunjukan bahwa plagioklas merupakan salah satu fase cumulate. T.N. Irvine (1980) dan Irvine et al (1998) mencoba menyelesaikan ‘konflik’ ini melalui pemodelan kompleks yang mana layer formasi pada batuan dibentuk oleh berbagai proses. Beberapa layer dihasilkan oleh kristalisasi in situ. yang mana hal ini  dapat menigkatkan konveksi difusi ganda, proses ini melibatkan pergerakan dari material bersama pengaruh pergerakan secara fisika (konveksi) dan transprt kimia (difusi) (Turner dan Chen 1974). layer lain dibentuk oleh faktor densitas yang dihasilkan melalui proses lain yang dikontrol gravitas. Pada beberapa kasus, slumping dan aliran dari arus densitas yang kaya kristal dapat mentrasportasikan plagioklas secara fisika bersama fase kristal lainnya ke bagian bawah dapur magma. Dimana mereka diendapkan dalam layer (Irvine et al, 1998) hal ini mungkin dapat terjadi karena dua faktor pertama, mereka akan memiliki kecenderungan yang kecil untuk naik keatas karena perbedaan densitas antara kristal dan cairan krital yang halus atau cairan disekitarnya yang secara umum lebih kecil. Kedua kemungkinan terjadinya deposisi, kristalisasi, atau keduanya yang akan menghasilkan layer layer dibagian atas yang semakin menyulitkan kristal - kristal (plagioklas) ini untuk naik keatas.
Idealized section for Ophiolite suite (Moore and Vine, 1971)
Berdasarkan urutannya secara ideal ofiolit ini disusun oleh (dari bawah ke atas) ultramafic tectonite (umumnya serpentine dan batuan metamorf ultramafik ), batuan ultramafic dan mafic bertekstur cumulate, gabbro non-cumulate dan batuan diferensiasinya, dike mafic dan sill complex, dan batuan mafic sampai batuan vulkanik siliceous diatasnya (yang secara lokal berstruktur pillow lava), kemudian terakhir paling atas ditutupi oleh sedimen  turbidit, mafic brecia, dan segala jenis sedimen laut lainnya. Contohnya model singkapannya di dunia ada di Bay of island complex di Newfoundland dan Troodos (Cyprus), serta di pulau Sulawesi bagian timur (Indonesia).

II.2 Tipe Batuan Ultramafik
11.2.1 Tipe Alaska

Pluotn tipe alsaka terdiri dari beberapa batuan yang sama dan komplek layer tapi berbeda secara secara struktural. Tipe alasaka mafic-ultramafic complexes didefinisikan sebagai suatu tubuh batuan mafic-ultramafic yang memiliki struktur silindirs atau elipsoidal hingga menyerupai dike membentuk komplek intrusi yang terdiri dari berbagai kmpulan unit batruan mafic-ultramafic yang secara konsentrik dan kasar membentuk tubuh intrusi tidak beraturan.
 (gambar 9.12 dibawah)
http://thekoist.files.wordpress.com/2012/03/alaska-type.jpg?w=640&h=449
layering hadir dalam tubuh intrusi, tapi layering ini kemudian dapat hilang terdeformasi setelah kristalisasi lanjut terjadi. Batuan yang mengisi intrusi ini berupa dunite, wehrlite, clinopyroxenite, horndbelnde pyroxenite, gabbro dan dua-piroksen gabbr (gabrbronorite). Secara lokal ada hazbrgite, troctolite, tonalite, diortie, dan granodiorite.
Secara mineralogi batuan secara umum komposisinya berupa olivin (Fo95-27), klinopiroksen (Wo41-49, En35-51, Fs5-22), dan plagioklas (An98-25). mineral lain seperti ortopiroksen, hornblenda, biotit, alkali feldspar, kuarsa, magnetit-ilmenit, kromit, dan garnet dapat hadir. Berbagai jenis tekstur kumulat-hipidiomorfik granular mencirikan tekstur batuan asli sebelum terdeformasi. sementara foliasi sampai lineasi yang hadir mencirikan unit ektonit yang telah mengalami deformasi postkristalisasi.
            Secara kimia batuan ini dibawa dari magma tholeiitik sampai magma basalt kaya Al, beberapa memiliki karakter alkalin (Irvine, 1974). Kebanyakan komplek tipe alaska ini tidak menunjukkan trend diferensiasi, tapi pengayaan besi pada fase awal serta aspek petrografi lainnya menunjukan kristalisasi fraksional sepanajng trend tholeitik dapat hadir selama kristalisasi pada beberapa bagian tubuh batuan (Springer, 1980). Contoh tipe alsaka ini ada di Duke Island bagain tenggara Alaska.

II.2.2 Tipe Appinite
Tipe appinite merupaakan tipe yang tidak umum. ciri khas utamanya batuan ini kaya akan horndblenda. dimana persebaran horndlende ini mulai dari euhedral-subhedral dalam bentuk kristalnya, hadir juga mineral lain seperti olivin dan piroksen. Tekstur horndblende dapat saja poikilitik. Tubuh batuan membentuk dike sampai intrusi yang tidak beraturan. Maka batuannya terkadang disebut hornblendit *(terlalu banyak hornblendnya).
Kebanyak tipe appinite belum diamati secara detil. Proses petrografinya sama seperti batuan horndblendite yang berasosiasi dengan tipe komplek mafik-ultramafik tipe alaska, secara khas juga berasosiasi dengan intrusi lain (Pitcher, 1972). Asosiasi ini hadir bersama berbagai jenis batuan dalam kisaran dimulai dari granit sampai ultrmafic. Horndblendit biasnya mengandung persentase minor dari batuan terseebut. Batuan ultramafik tipe appinit cenderung hadir dalam bentuk lensa kecil, dike, sill, atau stock.
Asal (origin) dari batuan ultramfaik tipe appinit ini melibatkan proses:
v  Kristalisasi fraksional dari dapur magma
v  Asimilasi dengan batuan country rock saat magma menerobos. Liquid imiscibility yang hadir menyebabkan terjadinya pemisahan dalam magma (separation of magma), yang kemudian kristalisi selanjutnya secara berturut turut akan menghasilkan batuan jenis lain yang berhubungan (Bender, Hanson, dan Bence, 1982). Kelimpahan hornblenda ini mengindikasikan parent magma (magma induk) yang kaya akan air (Raymond, 2002). Proses asimilasi juga dapat terjadi menyebabkan batuan kaya horndblende yang hadir pada batas intrusi antara dua pluton (A.K. Wells dan Bishop, 1955).

II.3 Karakteristik Batuan Ultramafic
Batuan beku dan meta-beku ultramafic dikenal juga dengan ultrabasic. Kandungan silikanya rendah (kurang dari 45 persen) dan lebih banyak mineral mafic (mineral berwarna gelap kaya magnesium dan besi). Batuan ultramafic umumnya terbentuk di mantel bumi, dari kedalaman sekitar 12 mil (sekitar 20 kilometer) di bawah permukaan hingga setebal ratusan mil ke dalam perut bumi. Sebagian kecil dari jenis batuan ini, seperti peridotite, dunite, dan lherzholite, bisa muncul ke permukaan ketika lempeng tektonik be rbertumbukan di lempeng samudera, atau ketika bagian interior lempeng benua tipis dan merenggang
Ketika batuan terpapar dengan karbon dioksida (CO2), mineral kalsium atau magnesium silikatnya bereaksi membentuk kapur dan batuan kapur produk dari kalsium atau magnesium karbonat padat. Tapi, kalau mengandalkan prosesnya yang alami bisa butuh ribuan tahun untuk batuan menjerat sejumlah besar CO2 dari atmosfer (Koran Tempo, Tak Cukup Pohon Batu Pun Bisa, Senin 7 September 2009)








II.4 Deskripsi Batuan Beku Ultramafik
1.      Peridotite
Peridotite adalah batuan padat, kasar,sebagian besar terdiri dari mineral olivine dan piroksin. Batuan ini mengandung kurang dari 45% silica, kaya  akan magnesium, yang mencerminkan proporsi tinggi olivine dan zat besi yang cukup. Peridotite berasal dari mantel bumi, baik sebagai blok yang solid dan fragmen atau sebagai akumulasi Kristal dari magma yang terbentuk di mantel.







2.      Dunit
Merupakan batuan beku plutonik dengan tekstur  kasar. Pengelompokan mineral olivine lebih besar dari 90% dengn sejulah kecil mineral lain seperti piroksin, kromit dan pirope. Dunit jarang ditemukan dalam batuan continental.
·         Jenis Batuan    : Ultrabasa
·         Warna              : Abu-abu kehijauan, coklat kekuningan
·         Teksrur            : Fanerik
·         Struktur           : massive
·         Genesa Batuan            : Intrusif
·         Komposisi       : Olivin 90%,piroksin 4%, kromit 6%
·         Nama Batuan  : Dunit






3.      Picrite
·         Jenis Batuan    : Ultrabasa
·         Warna              : Abu-abu kehijauan, coklat kekuningan
·         Teksrur            : Fanerik
·         Struktur           : massive
·         Genesa Batuan            : Intrusif
·         Komposisi       : Olivin 40%, Augit 40%, plagioklas 20%
·         Nama Batuan  : picrite
4.      Harzburgite
Harsburgit, mengandung berbagai peridotityang sebagian besar terdiri dari dua mineral, olivin yang rendah kalsium (Ca) danpiroksen (enstatite). Harzburgite melainkan nama untuk kejadian di PegununganHarz Jerman. Biasanya berisi persen spinel kromium kaya beberapa mineral sebagaiaksesori. Garnet-bantalan harzburgit jauh kurang umum, ditemukan paling sering.

·         Jenis Batuan    : Ultrabasa
·         Warna              : Abu-abu kehijauan, coklat kemerahan
·         Teksrur            : Fanerik
·         Struktur           : massive
·         Genesa Batuan            : Intrusif
·         Komposisi       : Olivin 60%,  piroksin 40%
·         Nama Batuan  : Harzburgite
5.      Lherzolite
Lherzolite adalah jenis batuan beku ultrabasa. batu ini berbutir kasar yangterdiri dari 40 sampai 90% olivin bersama dengan orthopyroxene signifikan danlebih rendah yg mengandung kapur clinopyroxene kromium kaya. Mineral minortermasuk spinel krom dan aluminium dan garnet. Plagioklas dapat terjadi padalherzolites dan peridotites lain yang mengkristal pada kedalaman yang relatif dangkal (20 - 30 km). Pada plagioklas lebih mendalam tidak stabil dan digantidengan spinel. Pada kedalaman sekitar 90 km, garnet pyrope menjadi fase alumina stabil.
·         Jenis Batuan    : Ultrabasa
·         Warna              : Abu-abu kecoklatan, hijau kekuningan
·         Teksrur            : Fanerik
·         Struktur           : massive
·         Genesa Batuan            : Intrusif
·         Komposisi       : Olivin 90%,  orthopiroksene 10%
·         Nama Batuan  : Lherzolite

II.5 Kegunaan Batuan Ultramafik
            Untuk memperlambat laju pemanasan global, ilmuwan di dunia melakukan berbagai eskperimen yang bisa dipakai untuk menyerap dan membuang gas karbon dioksida dari atmosfer. Proses fotosintesis oleh pepohonan tidaklah cukup. Tim peneliti geologi di Amerika Serikat merilis sebuah laporan penelitian dan peta yang mengidentifikasi batuan ultramafic di negeri. Batuan yang terbentuk dari pendinginan magma dengan kandungan silika yang sangat rendah itu dianggap ideal untuk dijadikan perangkap (sequestration) karbon didalam tanah
Batuan ultramafic memiliki mineral yang bereaksi mengikat karbon dioksida dari udara ke dalam bentuk mineral-mineral padat. Proses alamia biasanya butuh ribuan tahun. Namun, yang dilakukan tim peneliti adalah mempercepat proses yang biasa disebut mineral karbonasi itu. Mereka melarutkan karbon dioksida dalam air dan menyuntikkannya ke batuan. Panas hasil reaksi mineral kalsium atau magnesium silikat dalam batuan dengan gas karbon dioksida itu juga  coba ditangkap untuk mempercepat lagi proses mineralisasi
Jika sukses, diharapkan dapat menyempurnakan teknologi capture carbon and storage (CCS) karena simpanan karbon dalam bentuk mineral (padat) akan mengeliminasi kekhawatiran karbon bakal bocor lagi ke atmosfer. Formasi geologis yang sama di penjuru dunia bisa dikerahkan sebagai sumber pengendapan (sink) panas di atmosfer. Sam Krevor dari Earth Institute, Columbia University, mengatakan bahwa ada begitu banyak jenis material yang melimpah di bumi untuk menyimpan sebanyak mungkin emisi gas rumah kaca.
Riset dan pemetaan batuan untuk menangkap CO2 di atmosfer bumi yang dilakukan Krevor tersebut sebagai bagian dari disertasi PhD. Ia dibantu mahasiswa Columbia University lainnya, Christopher Graves, dan dua peneliti di Badan Survei Geologis (USGS), yakni Bradley van Gosen dan Anne McCafferty. Mereka membuat satu peta digital sebaran batuan ultramafic. Menurut peta itu, Amerika Serikat memiliki batuan tersebut seluas 6.000 mil persegi yang sebagian besar terbentang di sepanjang pantai barat dan timur. Seluruh batu itu cukup untuk menyimpan emisi CO2 domestik sepanjang lebih dari 500 tahun berturut-turut.
Klaus Lackner adalah orang yang memiliki ide pertama kali tentang pemisahan mineral karbon pada 1990-an dan menganggap survey Krevor dan timnya menuju pemetaan global batuan ultramafic sebagai sebuah lompatan besar. Teknik pemisahan karbon memang telah berkembang menjadi bidang riset yang mejanjikan. Namun, kebanyakan hanya berfokus pada penyimpanan dalam bentuknya yang cair ataupun gas di bawah permukaan bumi seperti lapisan akuifer asin, sumur minyak, dan lapisan berpori batu bara yang sudah tidak komersial
Khawatir simpanan itu bocor, para ilmuwan mencari reaksi kimia alami di dalam bumi sana yang bisa mengubah karbon ke dalam bentuk padat. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2005 menyebut ada teknik Krevor merupakan terobosan, karena belum ada yang membuat pemetaan lapisan batuan ultramafic, termasuk potensinya seperti apa. Juerg Matter, peneliti di Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University, tempat serangkaian proyek serupa sedang berjalan menyebut bahwa teknik ini menawarkan sebuah cara untuk mengenyahkan emisi CO2 secara permanen
Matter dan Peter Kelemen, kini juga sedang meneliti formasi peridotite, satu di antara berbagai jenis batuan ultramafic, di Oman yang menurut mereka bisa digunakan untuk memineralisasi hingga 4 miliar ton CO2 setiap tahunnya. Jumlah itu setara dengan 12 persen output CO2 tahunan dunia. Matter juga terlibat dalam pilot project bersama Reykjavik Energy dan yang lainnya menginjeksikan air yang jenuh dengan CO2 ke dalam formasi basalt di Islandia. Selama sembilan bulan setelahnya, batuan itu diharapkan dapat mengasup 1.600 ton CO2 yang diambil langsung dari emisi pembangkit listrik geotermal di sekitar lokasi. Teknik serupa, dapat dilakukan untuk menangkap CO2 langsung dari cerobong asap pembangkit listrik atau industri lalu mengkombinasikannya dengan air dan menyalurkannya ke dalam tanah, yang dilakukan Matter dalam sebuah studi Pacific Northwest National Laboratory di Wallula, Washington.






















BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan
            Batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik, dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent magma) yang berasal dari asthenosfer.












DAFTAR PUSTAKA

http://minexminingexploration.blogspot.com/2012/04/batuan-ultramafik.html

Comments (0)